Senin, 03 Maret 2014

WORKSHOP PROFIT METER ANGKATAN II 2014

Bertempat di kampus STIE Tunas Nusantara, jl Budi Dewi Sartika Jaktim, sabtu 22 Februari 2014, IES mengadakan workshop PROFIT METER angkatan ke-2. Workshop ini menghadirkan narasumber Direktur Indonesian Entrepreneur Society (IES) Bambang Suharno dan pencipta software profit meter Rizar Ananto.
foto bersama peserta training wirausaha koperasi PLNProfit Meter merupakan software IES yang diciptakan Riza Ananto dan telah diuji coba di beberapa member IES. Melalui software ini, pebisnis dan calon pebisnis dapat dengan cepat mengetahui potensi profit bisnis yang akan maupun sedang dijalankan.
Bagi pebisnis pemula, software ini berfungsi seperti quick count, yaitu semacam hitung cepat terhadap bisnis yang akan dijalankan. Kita tinggal menginput jumlah modal, target laba, harga produk, Harga pokok produksi (HPP), perkiraan jumlah transaksi per bulan biaya rutin dan biaya lainnya. Setelah itu tinggal klik langsung terlihat hasilnya sesuai target atau tidak. Jika sesuai, tinggal klik potensi penghasilan bulanan selama setahun.
Jika tidak sesuai, bisa dilakukan revisi input baru misalnya modal dikurangi, atau target disesuaikan, atau jumlah transaksi ditingkatkan dan sebagainya.
Bagi pebisnis yang usahanya sudah jalan, tinggal menginput data yang sudah ada. Akan segera kelihatan potensi profit yang diraih dalam setahun dan profit tiap bulan.
Profit meter bisa digunakan untuk menghitung profit beberapa bisnis sekaligus sehingga kita bisa membandingkan potensi profit satu bisnis dengan bisnis lainnya.
Dalam workshop ini Bambang Suharno menyampaikan Lima Kiat Praktis Meningkatkan profit Bisnis sedangkan Riza ananto langsung membimbing setiap peserta untuk menghitung bisnis dan melakukan simulasi dan bedah kasus.
Peserta pada umumnya baru menyadari potensi bisnisnya masing-masing sehingga ke depannya bisa dilakukan langkah-langkah lanjutan untuk mengembangkan bisnis. Kristiani, seorang dokter gigi yang punya klinik, menyampaikan bahwa software ini sangat bagus sehingga bisa langsung tahu potensi klinik. Peserta mendapatkan simulasi profit dari klinik, usaha souvenir, usaha susu kedelai, dan warung sembako. Masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Endro, seorang peserta dari karawang yang juga memiliki beberapa klinik kesehatan, menyampaikan, setelah menggunakan profit meter ia menyadari bahwa usaha jasa kesehatan tingkat profitnya cukup besar, jadi tinggal mengupayakan bagaimana tingkat keramaian klinik, misalnya dengan edukasi customer dan promosi di media dan sebagainya.
Workshop angkatan selanjutnya akan dilaksanakan Sabtu 22 Maret 2014. Biaya masih sama dengan angkatan sebelumnya, yaitu Rp. 500.000, sudah termasuk gratis install profit meter yang nilainya sebesar Rp 750.000. Untuk member IES cukup bayar Rp 50.000. member juga mendapatkan gratis software.
pendaftaran hubungi 021 70228877 (Dwijo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar